Saturday, May 16, 2009

Angels & Demons



Akhirnya, yang ditunggu muncul juga. Film 'Angels & Demons' yang oleh banyak kritikus film disebut sebagai film yang wajib tonton untuk tahun 2009 resmi diputar di bioskop-bioskop pada tanggal 15 Mei 2009 kemarin. Film ini dapat dikategorikan sebagai sebuah film yang penuh dengan kontroversi (merujuk pada sumbernya, yaitu sebuah novel dengan judul yang sama karangan Dan Brown). Bagi yang penasaran ingin menonton film ini, penulis menyarankan untuk membaca novelnya terlebih dahulu karena menurut penulis akan jauh lebih baik kesan yang kita dapat setelah menonton film yang bersumber pada sebuah novel, apabila kita telah membaca novel aslinya. Bahkan untuk film-film yang diangkat dari novel-novel dengan status best seller (sebut saja seperti Da Vinci Code, seluruh seri dari Harry Potter, Twilight, trilogi dari Lord of the Rings, dll) akan membuat kita lebih mengerti detail dari cerita tersebut, terlebih karena tidak semua part dari cerita itu bisa ditampilkan di dalam sebuah film dengan durasi sekitar 2 jam-an saja.

Penulis sendiri sebelumnya telah membaca novel 'Angels & Demons' sebelum menonton filmnya. Walaupun selang waktu dari membaca novel sampai mennonton filmnya relatif lama (kurang lebih 2-3 tahunan kalau tidak salah), penulis setidaknya telah mengetahui benang merah dari cerita film ini dan semakin penasaran untuk menunggu filmnya tayang di layar lebar. Kebetulan penulis mempunyai kesempatan untuk menonton film ini pada hari pertama film ini tayang di Bandung (bersamaan dengan jadwal tayang perdana di bioskop-bioskop Jakarta). Awalnya sempat ingin membaca ulang novel tersebut beberapa hari sebelum menonton filmnya, tapi ternyata kalah oleh skripsi penulis, hehehe..



Bagaimana kesan pertama setelah selesai menyaksikan film 'Angels & Demons'? Bagi kalangan penggemar novel aslinya yang sudah sangat penasaran untuk menonton film ini, kesan pertama yang di dapat mungkin akan tercampur dengan sedikit rasa kekecewaan. Hal ini dikarenakan adanya perubahan yang sangat mencolok dalam alur cerita di bagian awal film dengan apa yang terdapat dalam novel aslinya. Jika di novel aslinya, pada bagian awal diceritakan bahwa seorang ilmuwan yang juga ayah dari Vittoria Vetra, Leonardo Vetra, dibunuh oleh pembunuh misterius dan terdapat cap ditubuhnya dalam bentuk ambigram yang bertuliskan illuminati (sebuah perkumpulan katolik yang mengusung ilmu pengetahuan untuk berdampingan dengan agama dan sangat ditentang oleh gereja Vatikan pada jaman dahulu), maka dalam versi filmnya yang terbunuh adalah rekan kerja dari Vittoria Vetra dan tidak terdapat cap bertuliskan illuminati. Detail dalam bagian awal yang berubah pun kembali ditemui ketika tokoh utama, Robert Langdon, yang seharusnya diberangkatkan menuju markas CERN di Swiss, langsung diterbangkan menuju Vatikan.

Perubahan ini tentu akan terasa mengecewakan bagi penggemar novel asli 'Angels & Demons' yang menonton film ini. Hal inilah yang penulis rasakan ketika menonton bagian awal film dan langsung terbayang versi layar lebar dari 'Da Vinci Code' yang menurut penulis tidak digarap dengan cukup baik (oleh sutradara yang sama, Ron Howard). Ditambah dengan kebijakan dari Ron Howard yang membuat film ini seolah-olah sebagai lanjutan dari 'Da Vinci Code', bukan sebagai prekuelnya. Selain itu banyak juga perubahan-perubahan kecil yang dibuat oleh sutradara yang berbeda dengan apa yang terdapat dalam novelnya.



Namun, cukup sampai disitu perubahan-perubahan yang dilakukan oleh sang sutradara. Selebihnya banyak scene dalam film ini yang hampir sama dengan apa yang terdapat dalam novel aslinya. Jalan cerita yang dihasilkan menjadi seperti apa yang diharapkan, penuh dengan ketegangan, visual efek yang baik, terasa pas dan tidak dilebih-lebihkan. Secara keseluruhan film ini sangat bagus untuk ukuran film-film yang diangkat berdasarkan novel. Sutradara Ron Howard menurut saya telah berhasil mengangkat inti cerita dari novel aslinya, berhasil menghadirkan efek ketegangan yang pas dan bagi penonton yang belum membaca novelnya, twist ending yang dihadirkan di akhir cerita tidak seperti dipaksakan dan terasa (lagi-lagi) pas!!



Menurut penulis, hal yang paling ditunggu-tunggu adalah ketika film ini membawa para penonton berpetualang di dalam wilayah Vatikan. Banyak bangunan gereja bersejarah di Vatikan yang menjadi lokasi shooting film ini. Walaupun tidak semua lokasi shooting adalah lokasi asli (seperti misalnya ruang bawah tanah lokasi makam dari Paus), tapi secara keseluruhan Ron Howard telah berhasil menghadirkan suasana seperti yang digambarkan di dalam novel aslinya.

Secara keseluruhan, penulis berpendapat bahwa film 'Angels & Demons' ini digarap dengan jauh lebih baik dibandingkan dengan film 'Da Vinci Code' sebelumnya. Perubahan yang dilakukan pada bagian awal film mungkin dibuat untuk memudahkan para penonton untuk masuk ke dalam cerita dari film ini atau mungkin bisa juga untuk menjaga durasi film yang sangat terbatas ini. Bagi penulis, perubahan itu juga tidak berpengaruh banyak terhadap film ini karena setelah menyaksikan film ini penulis merasa puas karena telah menyaksikan sebuah based on bestseller novel-movie yang dibuat dengan sangat baik tanpa menghilangkan elemen-elemen penting seperti yang terdapat di dalam novel aslinya.

Kualitas dari Tom Hanks sebagai Robert Langdon juga tidak perlu diragukan. Dalam film ini, sekali lagi dia telah berhasil membuktikan mengapa dirinya disebut-sebut sebagai salah satu aktor papan atas. Begitu pula dengan Ewan McGregor yang berperan sebagai Camerlengo Patrick McKenna dan artis pendatang baru asal Israel, Ayelet Zurer, yang memerankan Vittoria Vetra. Film 'Angels & Demons' ini menurut penulis merupakan salah satu film wajib tonton untuk tahun 2009, baik bagi yang sudah membaca maupun yang belum membaca novel aslinya.

No comments: